"
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Achmad Suryana mengatakan,
untuk mengurangi semakin besarnya ketergantungan Indonesia terhadap bahan
pangan impor maka program diversifikasi pangan perlu dipercepat ."
“Banyak bahan pangan lokal yang belum dimanfaatkan secara optimal seperti singkong dan beberapa jenis umbi-umbian lainnya,” katanya di sela-sela Dialog Publik bertema “Mengangkat Gengsi Singkong untuk Memantapkan Ketahanan Pangan”, kemarin.
Menurut dia, sampai saat
ini konsumsi masyarakat Indonesia terhadap nasi masih terlalu tinggi dibanding
negara lain di Asia Tenggara yakni 139 kg/kavita/tahun. Padahal Malaysia saja
hany sekititar 70 kg/kav/tahun dan Philipina sekitar 100 kg/kav/tahun.
Selain membuat Indonesia
menjadi bergantung terhadap impor tingginya kosumsi beras juga membuat
kesehatan rata-rata penduduk menjadi kurang baik seperti tingginya angka
penderita diabetes. Sementara mengkonsumsi umbia-umbian seperti singkong sangat
baik karena memiliki serat yang lebih tinggi.
Penambahan konsumsi
singkong dan umbi-umbian lainnya selain akan mengurangi ketergantungan terhadap
impor beras juga bisa membuka peluang kerja yang lebih besar terhadap petani.
Sebab sampai saat ini banyak lahan yang bisa digunakan untuk memproduksi pangan
selain beras.
Ambarwati Hernawan seorang pengusaha makanan berbahan baku umbi-umbian
di Bintaro mengakui penggunaan bahan baku umbi-umbian untuk membuat aneka kue
dan roti bisa meningkatkan kesehatan warga. Sebab banyak warga Jakarta yang
terserang penyakit seperti Autis karean kurangnya mengkonsumsi serat dari
umbi-umbian
0 komentar:
Posting Komentar